JK Ungkap Akar Konflik Papua: Ketidakadilan hingga Salah Sangka

Jakarta – Mantan Wakil Rektor (Wapres) Jusuf Kalla (JK) menyampaikan kuliah umum bertema “Dialog Perdamaian: Jusuf Kalla dan Upaya Mengakhiri Konflik Terbuka” di Auditorium Mochtar Riyadi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Universitas Indonesia (FISIP UI), Depok, Jawa Barat, Kamis (25/4/2024) Dalam kesempatan itu, JK membeberkan akar konflik di Papua yang belum terselesaikan hingga saat ini, yakni: ketidakadilan ekonomi dan masyarakat Papua. kesalahpahaman pemerintah pusat

Menurutnya, banyak pejabat mulai dari gubernur hingga bupati yang dipenjara karena keterlibatannya dalam kasus korupsi yang menjadi masalah besar sehingga masyarakat tidak mendapat manfaat dari anggaran pemerintah federal. “(Anggaran) sangat terpengaruh karena gubernur. bupati Dan banyak walikota yang dipenjara. Tapi masyarakat tidak mendapatkan (manfaatnya). Itu masalahnya,” kata JK di hadapan para mahasiswa.

JK mengatakan, pendapatan Papua dari gas hingga freeport lebih dari Rp 20 triliun ditambah pendanaan dari APBN yang berjumlah puluhan triliun pendapatan asli daerah (PAD). Sebaliknya, mereka memberikan subsidi yang besar.

“Pendapatan minyak, pendapatan Freeport Rp 20 triliun lebih, makanya Papua kita berikan kemerdekaan khusus dari APBN (otonomi khusus red) dan seterusnya, Rp 35 triliun per tahun saat itu tanpa kita penjarah, selama ini kita subsidi besar-besaran. Pendapatan Papua sekitar Rp 40 triliun tapi anggaran kita Rp 85 triliun jadi kita subsidi besar-besaran. Itu bukan perampokan,” katanya.

JK juga mengatakan, Papua menginginkan kemerdekaan tidak lain karena merasa pendapatan daerahnya dirampok oleh pemerintah pusat. “Permintaan Papua adalah kemerdekaan. Karena kami merasa ketika kami dijajah, kami dianggap merampok Papua,” ujarnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *