Penyebab Iran Jadi Negara Islam Syiah, Terkait Pendiri Dinasti Safawiyah Pertama

JAKARTA – Alasan Iran menjadi negara Islam Syiah masih berkaitan dengan lahirnya tokoh pendiri pertama Syiah. Karena sejarah awal Islam, hampir seluruh Timur Tengah didominasi oleh Islam Sunni.

Islam masuk ke Iran saat negara tersebut masih berbentuk Kekaisaran Persia pada tahun 637–651. Penaklukan Muslim ini juga berujung pada berakhirnya Kerajaan Sasan yang telah berkuasa sejak tahun 224.

Kekaisaran Sasanian menggantikan Kekaisaran Parthia dan membangun kembali Persia sebagai kekuatan besar kuno bersama musuh bebuyutannya, Kekaisaran Romawi.

Setelah penaklukan Muslim, terjadi pergerakan penduduk yang lambat namun pasti menuju Islam, meskipun terdapat banyak perlawanan, dengan kaum bangsawan dan penduduk kota menjadi kelompok pertama yang masuk Islam, diikuti oleh kaum tani dan dehqan, atau raja yang memiliki bumi.

Pada akhir abad ke-10, mayoritas penduduk Persia telah masuk Islam. Kemudian, Islam Sunni mendominasi Iran pada abad ke-7 hingga abad ke-15.

Alasan mengapa Iran menjadi negara Islam Syiah

Setelah Islam Sunni cukup lama mendominasi Arab, muncullah Dinasti Safawi yang menjadikan Syiah sebagai agama negara. Mereka melakukan dakwah agresif dengan kekerasan.

Faktanya, kaum Syi’ah sudah ada di Iran sejak awal Islam, penulis keempat kitab hadis Syi’ah adalah orang Iran pada era pra-Safawi dan ada dinasti Syi’ah yang hidup di ‘bagian Iran pada abad kesepuluh dan abad kesebelas. .

Meski kaum Sunni berhasil mendominasi wilayah ini selama kurang lebih sembilan abad, namun kecenderungan Syiah di kalangan Sunni di negeri ini ternyata mendapat dukungan kuat dari kelompok Syiah Imami dan Syiah Zaidī. Mereka juga mendapat dukungan dari daerah Najaf dan Hillah.

Pada tahun 1500, Safavid Shah Ismail I telah menaklukkan Iran dan Azerbaijan dan memulai kebijakan pemaksaan perpindahan agama Muslim Sunni ke Islam Syiah.

Syah Ismail I adalah pendiri dan Syah pertama Safawi Iran, yang memerintah dari tahun 1501 hingga 1524. Pada masa ini Iran menjadi salah satu kerajaan paling kuat pada masanya.

Selama ini, banyak pengikut Islam Sunni juga dibunuh. Ketika Shah Ismail I menaklukkan Irak, Dagestan, Anatolia Timur, dan Armenia, dia juga berpindah agama atau berperang secara paksa melawan Muslim Sunni.

Penindasan dan pemaksaan pindah agama terhadap warga Sunni yang berlanjut hingga dua tahun berikutnya membuat Iran dan Azerbaijan kini menjadi negara mayoritas Syiah.

Awalnya, pemerintahan Safawi didasarkan pada legitimasi politik dan agama, dengan Syah sebagai raja dan khalifah. Dengan terkikisnya otoritas politik pusat Safawi pada pertengahan abad ke-17, kekuasaan ulama Syiah dalam urusan sipil seperti hakim, administrator, dan pejabat pengadilan mulai tumbuh, dengan cara yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Menurut filsuf Syiah Mortaza Motahhari, mayoritas orang Iran masuk Islam Syiah sejak periode Safawi.

Tidak dapat dipungkiri bahwa lingkungan di Iran lebih mendukung perkembangan Islam Syiah dibandingkan di wilayah Muslim lainnya. Islam Syiah tidak menembus negara mana pun seperti yang terjadi di Iran secara bertahap.

Seiring berjalannya waktu, kemauan masyarakat Iran untuk menganut Islam Syiah semakin hari semakin meningkat. Kaum Safawi menjadikan Iran sebagai benteng spiritual Syiah melawan serangan Islam Sunni dan tradisi budaya Persia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *