Siaga! Gunung Semeru 16 Kali Letusan Erupsi dan Muncul Getaran Banjir Lahar

Lumayang – Gunung Semeru meletus sebanyak empat kali pada Rabu (24 April 2024). Gunung tertinggi di Pulau Jawa ini meletus dan memuntahkan abu vulkanik dari kawahnya.

Informasi yang dihimpun, Gunung Semeru di Lumayang, Jawa Timur, mengeluarkan abu vulkanik sebanyak tiga kali pada Rabu pagi (24/04/2024).

Letusan pertama yang terlihat di Observatorium Gunung Api (PGA) terjadi pada pukul 05:47 WIB, berada pada ketinggian 600 meter di atas kawah.

Abu ditemukan berwarna putih hingga abu-abu dengan intensitas sedang di arah barat daya.

Letusan kedua terjadi pada pukul 06.14 WIB, dan abu vulkanik pada ketinggian 600 meter di atas ketinggian gunung berapi terlihat gumpalan abu berwarna putih dengan intensitas sedang ke arah utara abu-abu.

Gunung Samaru mengeluarkan abu vulkanik pada Rabu pagi (24/4/2024) pukul 06.46 WIB, dan ketinggian abu teramati mencapai 600 meter dari atas cekungan.

Sementara itu, abu ditemukan berwarna putih hingga abu-abu dengan konsentrasi lebih padat ke arah utara dan timur laut. Ledakan tersebut tercatat dalam rekaman seismik dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 95 detik.

Letusan Gunung Semeru terjadi pada Rabu, 24 April pukul 16.37 WIB dengan tinggi kolom abu sekitar 800 meter, kata pejabat Kantor Pos PGA Semeru Sigit Ryan Alfian, Rabu (24/4/). 2024) malam.

Gumpalan abu yang disebut sygit ditemukan berwarna putih abu-abu dengan konsentrasi kuat ke arah barat laut. Ledakan tersebut tercatat sebagai gempa dengan amplitudo maksimum 23 mm dan durasi 80 detik.

Setidaknya tercatat 16 gempa bumi pada Rabu antara pukul 00:00 hingga 12:00 WIB.

Rinciannya antara lain aktivitas ledakan pukul 00.00 – 06.00, amplitudo 17-21 mm, gempa 10 kali, durasi 70-105 detik.

Kemudian antara pukul 06.00 hingga 12.00 WIB terjadi enam kali gempa atau ledakan dengan amplitudo 20-22 mm dan durasi gempa 70-115 detik.

Pejabat juga mencatat, setidaknya satu gempa susulan berkekuatan 4 mm dan durasi 41 detik, serta tiga gunung berapi dalam dengan amplitudo 14-16 mm, terjadi sejak Rabu pagi hingga pagi ini. , S-P 1,52-3,05 detik, durasi gempa 10-14 detik.

Pada saat yang sama, berdasarkan laporan pantauan WIB Gunung Sameru terjadi gempa harmonik dengan amplitudo 8 mm dan durasi 166 detik, imbuh Siget.

Disusul dua gempa susulan jarak jauh dengan amplitudo 24-32 mm, S-P 13-18 detik, dan durasi seismik 41-82 detik. Kesimpulannya, lokasi Gunung Sameru berada pada level tiga (hati-hati),” ujarnya.

Pos PGA juga mencatat adanya fluktuasi aktivitas aliran lahar dingin di Gunung Semeru.

Guncangan banjir terjadi sekitar pukul 12.40 WIB dengan amplitudo maksimum 10 mm, disusul amplitudo maksimum 15 mm pada pukul 12.46, dan gempa banjir terakhir tercatat pada pukul 14.01 WIB.

Ia mengatakan, “Kami mengimbau masyarakat untuk menahan diri melakukan aktivitas apa pun di sektor tenggara sepanjang Besuk Kobokan, 13 kilometer dari puncak (pusat gempa).

Di luar jarak tersebut, ia meminta masyarakat tidak bergerak hingga jarak 500 meter dari bantaran sungai atau sempadan sungai sepanjang Besuk Kobokan, karena akan terkena awan panas dan aliran lahar hingga sejauh 17 km. Pertemuan.

“Masyarakat diminta tidak bergerak dalam jarak lima kilometer dari kawah atau puncak Gunung Semeru karena berisiko melontarkan batu pijar,” jelasnya.

Pihaknya juga meminta mewaspadai potensi terjadinya longsoran awan panas (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang sungai atau lembah yang berasal dari puncak Gunung Semeru.

“Ada potensi lahar khususnya di sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar dan Besuk Sat, serta sungai-sungai kecil yang bermuara di Besuk Kobokan,” tutupnya.

Sebagai referensi, Gunung Sameru berada 3.676 meter di atas permukaan laut. Situs tersebut terletak di antara kawasan Malang dan Lumajang yang merupakan bagian dari Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS).

Gunung Sameru dilanda hujan lebat pada Kamis malam (18/04/2024) sehingga menimbulkan banjir lahar dingin.

Akibatnya, dua orang warga desa, laki-laki dan perempuan (Pasutri), hanyut terbawa sungai dan meninggal dunia di Desa Kloposavit, Kecamatan Kandipuro, Kabupaten Lumayang.

Pada saat yang sama, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumayang menyebut sekitar 200 orang dibubarkan secara mandiri ke rumah saudara, keluarga, dan tetangganya.

Mereka yang mengungsi merupakan warga bantaran sungai yang dialiri lahar dingin Gunung Semeru.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *