Frans Go: Maluku dan NTT Wilayah Kaya Budaya dan Sumber Daya Alam

SEMARANG – Maluku dan Nusa Tenggara Timur (NTT) merupakan negara yang benar-benar kaya akan budaya, kearifan lokal, dan sumber daya alam. Namun, kedua provinsi kepulauan ini sedang bermasalah.

Demikian disampaikan Pengamat Ketenagakerjaan dan Pendidikan Fransiskus Go di Museum Thomas Aquinas, Universitas Katolik Soegijapranata (SCU), Semarang, Jawa Tengah, Selasa, 30 April 2024.

Frans Go mengatakan, Maluku sebagai salah satu provinsi di Indonesia Timur memiliki ciri khas yang berbeda dengan provinsi lain di Indonesia Barat akibat konflik sosial, kemiskinan, dan kesenjangan sosial.

Potensi sektor yang berbeda-beda mengakibatkan pertumbuhan ekonomi pada masing-masing sektor sehingga menimbulkan kesenjangan ekonomi dan sosial. Berdasarkan data BPS tahun 2023, Maluku termasuk dalam 4 provinsi termiskin di Indonesia.

Saat ini NTT memiliki 1.192 pulau dan hanya sekitar 42 pulau yang berpenghuni, 5 pulau terbesarnya adalah Flores, Pulau Sumba, Pulau Timor, Pulau Lembata, dan Pulau Alor. NTT mempunyai potensi memperoleh sumber daya alam yang kurang dimanfaatkan.

Ada banyak lahan terlantar. Masyarakat NTT juga hidup dalam kesenjangan pendapatan per kapita dan di bawah rata-rata nasional. “Menurut data BPS Maret 2023, NTT termasuk 3 negara termiskin di Indonesia,” ujarnya.

Saat ini perekonomian Maluku sangat bergantung pada sektor pertanian seperti kelapa, cengkeh, pala, dan perikanan. Infrastruktur perlu ditingkatkan terutama di luar ibu kota Ambon, terutama transportasi dan akses listrik.

Seiring dengan dimulainya pengembangan pariwisata di Maluku, keistimewaan alam seperti pantai, pulau-pulau kecil, dan kehidupan bawah lautnya berada pada kondisi terbaiknya. Saat ini kekayaan NTT meliputi komoditas seperti kopi, coklat, gula, dan perikanan.

Industri pariwisata di NTT semakin berkembang, terutama dengan objek wisata seperti Pulau Komodo, Taman Nasional Kelimutu dan pantainya yang indah. Namun demikian, masih terdapat tantangan dalam dunia usaha dan aksesibilitas di NTT, terutama di wilayah terpencil dan pulau-pulau kecil.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan Wilayah NTT ditopang oleh sektor pertanian sebesar 30,42 persen, sektor jasa sebesar 16,42 persen, serta industri perdagangan dan restoran sebesar 15,87 persen.

Saat ini persentase penduduk miskin di NTT sebesar 19,96 persen. Jumlah penduduk miskin 1.141.110 jiwa, garis kemiskinan per kapita Rp 507.203 per bulan.

Menurut berbagai sumber penelitian, ciri-ciri kemiskinan di Maluku adalah sebagian besar penduduk miskin bekerja pada pekerjaan kasar, tingkat pendidikan masih rendah, dan sebagian besar rumah terbuat dari papan berdinding papan.

Saat ini persentase penduduk miskin di Provinsi Maluku sebesar 16,42 persen, jumlah penduduk miskin sebanyak 301.610 jiwa. Garis kemiskinan per kapita sebesar Rp684.020 per bulan. Oleh karena itu harus ada program progresif dari pemerintah, ujarnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *