Harga Rumah di RI Jauh Lebih Murah Ketimbang Negara Lain, Tapi Tingkat Kepemilikan Rendah

JAKARTA – Tingkat kepemilikan rumah di Indonesia, khususnya Jakarta, relatif rendah dibandingkan kota-kota tetangga yang harga rumah justru lebih tinggi. Tingkat kepemilikan rumah di Jakarta saat ini hanya akan mencapai 50,7% pada tahun 2022.

Marine Novita, CEO PropertyKlik.com, menjelaskan meskipun pemerintah rutin mengeluarkan berbagai program pemerintah dan insentif fiskal untuk mendongkrak industri real estate, namun pada tahun 2022 akan mencapai 89,3%. .

“Mungkin kalau kita lihat dari sini, kita lihat harga properti, harga properti di Singapura mahal sekali, padahal properti kita jauh lebih murah, kenapa tingkat kepemilikan properti kita masih sangat rendah, hanya sekitar 50%, dan kita masih punya Backlog,” ujarnya di Jakarta, Rabu (5 Agustus 2024).

Adapun tingkat kepemilikan rumah di kota-kota sekitarnya, misalnya, tingkat kepemilikan rumah di Bangkok 74%, Kuala Lumpur 63,3%, Shanghai genap 96%, dan Sydney 66%. Harga real estate di kota-kota tersebut bahkan lebih mahal dibandingkan harga real estate khususnya rumah di Indonesia.

Padahal, Indonesia sudah memiliki program rumah bersubsidi dengan harga rumah berkisar antara Rp 162 juta hingga Rp 234 juta per unit, menurut Marine. Harga ini jauh lebih mahal dibandingkan harga properti di Singapura.

Selain faktor harga, Marine menilai masih banyak pemain di bidang real estate yang hanya menyasar pekerja kantoran. Faktanya, pasar kerja informal masih terbuka dan pembiayaan bank sulit diperoleh.

Lalu ada pajak. Pajak beli rumah minimal 18%, jadi BPHTB 5%, PPN 11%, dan ada biaya pajak lainnya, totalnya minimal 18%. sudah 0%, dan pajaknya lebih mahal lagi,” pungkas Marine.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *