Laba Antam Jeblok, Turun 85,66% Jadi Rp238,37 M di Kuartal I-2024

JAKARTA – PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) mencatatkan penurunan laba bersih pada kuartal I 2024. Laba perseroan mengalami penyesuaian 85,66% menjadi Rp 238,37 miliar dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 1,66 triliun.

Pendapatan perseroan pun turun 25,63% menjadi Rp8,62 triliun dari sebelumnya Rp11,59 triliun. Penjualan emas terus mendominasi dengan kontribusi Rp 7,67 triliun, disusul penjualan bijih nikel yang tercatat Rp 534,13 miliar. Kemudian tercatat penjualan alumina Rp351,53 miliar, penjualan feronikel Rp18,36 miliar, dan penjualan perak Rp7,77 miliar.

Sekretaris Perusahaan ANTM, Syarif Faisal Alkadrie mengungkapkan, kinerja perseroan sepanjang kuartal I 2024 masih dihadapkan pada kondisi geopolitik dan perekonomian global yang penuh ketidakpastian, serta fluktuasi harga komoditas.

Hal ini, lanjut Faisal, menimbulkan aktivitas perdagangan spekulatif di pasar nikel global yang berdampak pada volatilitas harga nikel. Selain itu, kondisi kelebihan pasokan produk nikel golongan 2 menyebabkan harga jual produk tersebut turun.

“Kami berupaya menjaga volume produksi dan penjualan tetap optimal di tengah berbagai tantangan operasional, perolehan izin kegiatan usaha pertambangan dan kondisi pasar yang dihadapi perseroan,” kata Faisal dalam keterangan resminya, Jumat (03/05/2021). 2024).

Sementara ANTM menargetkan produksi emas dari tambang emas tersebut sebanyak 958 kilogram atau 30.800 troy ons pada tahun ini. Sedangkan penjualan emas tahun ini ditargetkan sebanyak 37.354 kilogram atau Rp 1,20 juta troy ons.

Untuk produk feronikel, ANTM menargetkan volume produksi dan penjualan pada tahun 2024 sebesar 22.464 ton nikel dalam feronikel (TNi), yakni tumbuh 5% dibandingkan produksi tahun lalu sebesar 21.473 TNi dan tumbuh 12% dibandingkan kinerja penjualan. pada tahun 2023.138 dan TNi.

Dari produk bijih nikel, perseroan menargetkan total produksi pada tahun ini yang digunakan sebagai bahan baku pabrik feronikel dan dijual ke pelanggan lokal sebesar 20,58 juta wet metric ton (wmt). Angka tersebut meningkat 53% dibandingkan produksi yang dicapai pada tahun 2023 yaitu 13,45 juta wmt.

Sementara penjualan bijih nikel pada 2024 ditargetkan sebesar 18,75 juta wmt atau meningkat 60% dibandingkan penjualan tahun lalu sebesar 11,71 juta wmt. Sementara itu, target penjualan bijih nikel tersebut sejalan dengan prospek pertumbuhan industri pengolahan nikel dalam negeri.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *