Mau Buat Konten Budaya Menarik? Ini yang Harus Dikuasai Gen Z di Dunia Digital

PASANGKAYU – Ruang digital kini sedang booming dan ramai dengan penggunanya. Jaringan segala usia saat ini bahkan lebih besar dibandingkan jumlah penduduk Indonesia. Menurut data terbaru Hootsuite (We are Social), per Januari 2024, jumlah masyarakat Indonesia yang terhubung internet mencapai 353,3 juta. Hal ini membuka tantangan budaya baru di ruang digital.

“Di satu sisi, budaya kita yang beragam membuka peluang bagi jutaan bahan baku untuk mempromosikan produk dan estetika mereka, sehingga kita bisa menciptakan banyak konten digital. Namun kontennya harus sesuai dengan penonton dan pemirsanya. “Semakin ringan dan mudah dinikmati, maka semakin banyak pula like dan komentar yang didapat,” kata Mama Influencer Novindah Sochmariyanti pada webinar “Mempromosikan Kebudayaan Indonesia Melalui Konten Digital” di Kecamatan Pasangkayu, Sulawesi Barat, Kamis ( 2 ) / 5/2024).

Webinar literasi ini diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika RI (Kemenkominfo) bekerja sama dengan Pusat Pendidikan dan Kebudayaan Sulawesi Barat di wilayah Pasangkayu.

Ikuti webinar dengan tur kelompok (nobar) ratusan siswa dan guru di banyak sekolah di Pasangkay. Mereka adalah SDN Pasangkayu, SDN 1 dan SDN 3 Majene, SDN Pangana, SDN 1 Pettilo, SDN 1 Mekar Tike, SDN 3 Pajalele, SDN 3 Bambaira, SMPN Pasangkayu, SMPN 5 Bollu Taba, SMPN 3, dan SMN 4 Bambalamotu dan SMP.

Novindah mengatakan setiap konten atau pemasaran yang dipersonalisasi harus tepat sasaran. Mengapa? Karena pasar atau audiensnya kini sudah berubah. Dengan selera fashion, masakan dan hiburan.

“Kalau mau mendapat respon positif, kita ikuti selera mereka. “Buatlah konten yang menarik namun mudah dipahami,” ujarnya.

Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Pasangkayu Abidin mengatakan perlunya menciptakan konten yang mendidik dan mengajarkan budaya namun tetap menjaga moral dan etika.

“Ingatlah bahwa Internet akan menjadi anugerah jika kita mengelola teknologinya. Namun, akan menjadi petaka jika kita didorong oleh teknologi. “Jangan sampai hal ini terjadi,” kata Abidin dalam debat virtual yang dimoderatori Presiden Fernand Tampubolon.

Abidin menambahkan, hal terpenting yang harus dihindari generasi Z ketika memasuki ruang digital adalah berkomentar asal-asalan, apalagi menggunakan kata-kata kasar. “Ingat, di ruang digital kita juga berhadapan dengan manusia, bukan rangkaian huruf atau angka,” jelas Abidin.

Mengapa penting agar konten budaya konsisten dengan prinsip etika? Menurut dosen Universitas Paramadin Jakarta, Septa Dinata, jika kelompok yang dimaki atau disinggung konten di media sosial tidak sependapat, maka bisa berujung pada tindak pidana ujaran kebencian.

Sebagaimana diatur sanksi pidana dalam Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE). “Jadi kendalikan dan kelola emosi Anda saat menggunakan media sosial. “Kita latih karakter kita agar santun dan santun,” saran Septa.

Menanggapi pertanyaan Meisya Parwati, siswa SMPN 5 Bollu Taba, tentang solusi jika siswa lalai dalam mengerjakan tugas di ruang digital, Abidin menyarankan untuk berbicara dengan guru. Selain itu, keamanan perangkat di ruang digital juga harus dijaga, karena penjahat digital mengancam semua orang dan semua generasi.

“Guru dan orang tua perlu bekerja sama untuk memastikan informasi berasal dari sumber yang dapat diandalkan dan kredibel. Kemudian periksa kembali informasi tersebut melalui sumber lain untuk mendapatkan konfirmasi. “Gen-Z adalah orang yang berpikiran sangat terbuka, terbuka terhadap tekanan dari orang lain. orang asal punya ilmunya, pungkas Abidin.

Sekadar informasi, acara Webinar Literasi Daerah Pasangkayu merupakan bagian dari program Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD). GNLD diselenggarakan sebagai upaya percepatan transformasi digital di bidang pendidikan bagi organisasi lokal menuju Indonesia yang #MakinCakapDigital.

Hingga akhir tahun 2023, tercatat 24,6 juta orang telah mengikuti Program Peningkatan Literasi Digital yang dimulai pada tahun 2017. Proyek ini diharapkan mampu meningkatkan tingkat literasi digital 50 juta masyarakat Indonesia pada akhir tahun 2024.

Tahun ini, program #literasidigitalkominfo akan diluncurkan pada Februari 2024. Bekerja sama dengan Siber Kreasi dan 142 mitra jaringan seperti universitas, perusahaan teknologi, dan organisasi masyarakat sipil, program ini berfokus pada sektor – pendidikan dan kelompok masyarakat sebagai pesertanya.

Informasi lebih lanjut mengenai literasi digital dan kegiatannya dapat dilihat di website info.literasidigital.id, jejaring sosial Instagram @literasidigitalkominfo, laman Facebook, dan channel YouTube Literasi Digital Kominfo.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *