Nadiem Makarim Tegaskan Sistem Zonasi Harus Tetap Dipertahankan

JAKARTA – Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Anwar Makarim mengatakan proses pemilihan kursi PPDB mengutamakan demokrasi. Ia percaya bahwa setiap orang memiliki kesempatan yang sama untuk bersekolah di sekolah negeri.

Hal itu disampaikannya untuk menjawab pertanyaan terkait Sistem Penerimaan Peserta Didik Baru Lokal (PPDB) yang terkadang menimbulkan permasalahan di lapangan pada acara silaturahmi dengan masyarakat dan perwakilan pelajar serta mahasiswa penerima program dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek), China (2/5/2024) ) di Jakarta.

Pada acara ini, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ikut berdiskusi menjawab pertanyaan peserta pertemuan mengenai berbagai topik pendidikan.

Baca Juga: Apa Saja Syarat Masuk PPDB SD 2024 Bagi Anak Balita 7 Tahun? Itulah penjelasannya

“Saya senang bisa berada di sini bertemu dengan bapak/ibu,” kata Mendikbud membuka diskusi melalui siaran pers, Jumat (5/3/2024).

Nadeem mengatakan, selama 20 tahun terakhir, undang-undang Ujian Nasional (NEC) yang diwajibkan untuk masuk perguruan tinggi telah menimbulkan ketidakadilan bagi keluarga berpenghasilan rendah.

Mendikbud mengatakan yang terjadi adalah keluarga kaya dapat bersekolah di sekolah negeri secara gratis, sedangkan keluarga miskin mengeluarkan biaya lebih besar untuk bersekolah di sekolah swasta.

Baca Juga: Dibuka Mei-Juli, Berikut Aturan Jarak Rumah-Sekolah Zona PPDB 2024.

Dia menekankan bahwa hal ini tidak baik karena keluarga kaya seringkali memiliki lebih banyak kesempatan untuk mengajar dan menghidupi anak-anak mereka, yang dapat mempengaruhi nilai ujian yang tinggi.

Mendikbud menegaskan, meski program akomodasi belum sempurna, namun tetap harus dijaga sebagai wujud prinsip moral dan keadilan bagi seluruh masyarakat Indonesia.

Ia juga mengatakan proyek tersebut memiliki tantangan seperti integritas data dan penipuan, namun pemerintah akan terus berusaha memastikan proyek tersebut berjalan lancar dan mengutamakan kebutuhan seluruh masyarakat.

Kebijakan daerah 3T

Hal ini terkait dengan peningkatan mutu pendidikan di daerah 3T (dalam pembangunan, perbatasan, eksternal). Mendikbud mengakui, intervensi sekolah lokal saja tidak cukup seperti biasanya.

Ia mengatakan, salah satu perubahan dalam undang-undang tersebut adalah agar sekolah-sekolah tersebut mendukung penyaluran dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) bagi siswa di kabupaten 3T.

“Dulu dana BOS dibagikan secara merata. Namun, kesetaraan tidak berarti (yaitu) keadilan. Jadi kami mengubah kebijakan sekolah di wilayah-wilayah yang biaya per anak-anaknya dinaikkan. “Tambahan biaya BOS bisa mencapai 30 hingga 40 persen,” jelasnya.

Di sisi lain, kebutuhan operasional tiap sekolah berbeda-beda, bahkan di daerah 3T sekalipun. Ada sekolah yang membutuhkan peralatan seperti meja kursi, buku, dan lain-lain, kemudian membutuhkan perahu untuk mengangkut guru ke pulau-pulau yang jauh agar bisa mengajar. “Ini menjelaskan perbedaan kebutuhan sekolah dan itulah sebabnya kami memastikan pendanaan BSN terus berlanjut,” ujarnya.

Di daerah 3T ini, tambah Nadiem, pihaknya mengambil kebijakan dengan mengirimkan buku-buku yang menarik untuk dibaca, terutama di daerah yang angka melek hurufnya rendah. Selain itu, ada kebijakan lain yang mendukung sekolah-sekolah di Indonesia Timur untuk menerapkan kurikulum mandiri.

Menurutnya, banyak masyarakat yang salah paham mengenai kurikulum mandiri, karena menganggap kurikulum mandiri hanya penting bagi guru di kota besar yang memiliki teknologi dan internet.

“Memang benar sekolah tertinggal paling membutuhkan kurikulum mandiri. “Karena guru diberi kebebasan maju mundur menyesuaikan pembelajaran sesuai kemampuan siswa,” jelasnya.

Mendikbud juga menjelaskan, Rencana Belajar Mandiri memberikan kesempatan bagi siswa yang kurang pandai dalam belajar. Melalui proyek Pancasila untuk penguatan profil mahasiswa (P5), berbagai cara dirancang untuk menonjolkan potensi yang dimiliki mahasiswa.

“Mereka mungkin tidak pandai membaca, namun mereka mempunyai kemampuan untuk membimbing rekan-rekannya dalam pekerjaan proyek di lapangan.” Mereka semakin percaya diri,” tutupnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *