Perang Lawan Hamas, Tank Israel Malah Tembak Mati 2 Tentaranya Sendiri

GAZA – Sebuah tank Pasukan Pertahanan Israel (IDF) menembaki sebuah bangunan di Gaza tempat pasukan cadangan IDF ditahan saat perang melawan Hamas berkecamuk. Penembakan itu menewaskan dua tentara Zionis dan melukai dua lainnya.

Mengutip laporan yang diterbitkan Times of Israel pada Jumat (3 Mei 2024), penyelidikan internal IDF mengungkap dua tentara Zionis tewas pada Minggu dalam insiden “tembakan ramah”.

Sebelum penembakan fatal tersebut, pasukan Hamas telah disergap oleh pasukan Israel di salah satu jalur utama melalui daerah kantong tersebut.

Dalam perkelahian berikutnya, sebuah tank Israel melepaskan tembakan di area yang ditetapkan sebagai area terlarang oleh komandan IDF.

Tembakan tank tersebut ditujukan ke sebuah bangunan tempat pasukan Israel lainnya berlindung saat itu.

Mengutip perkiraan IDF, laporan tersebut mengatakan bahwa dari 263 kematian militer Israel yang dikonfirmasi sejak perang di Gaza dimulai Oktober lalu, setidaknya 43 di antaranya adalah korban “tembakan ramah” dan insiden lainnya. Laporan tersebut menyebutkan komunikasi yang buruk serta kelelahan staf dan kurangnya perhatian sebagai penyebabnya.

Israel melancarkan serangan besar-besaran di daerah kantong Palestina yang padat penduduknya menyusul serangan mematikan yang dilakukan militan Hamas pada 7 Oktober 2023, di mana tentara Zionis membunuh sekitar 1.200 orang dan menyandera ratusan orang.

Menurut pihak berwenang Gaza, lebih dari 34.000 orang telah tewas sejauh ini dalam operasi darat dan serangan udara balasan Israel.

Sejak IDF melancarkan serangan brutalnya di Gaza pada Oktober lalu, mereka telah berulang kali dituduh melakukan penembakan dan penghancuran infrastruktur Gaza, termasuk kawasan pemukiman, rumah sakit dan universitas, serta menyerang pekerja bantuan internasional.

Pada tanggal 1 April, drone militer Israel menyerang konvoi kemanusiaan milik organisasi bantuan World Central Kitchen (WCK) di Gaza, menewaskan tujuh pekerja bantuan, termasuk warga Inggris, Australia, Polandia, Palestina, dan dua warga Amerika-Kanada.

Insiden ini menuai kecaman dari seluruh dunia, dan IDF mengakui bahwa petugasnya telah melanggar aturan keterlibatan. Dua orang dipecat dan tiga lainnya tidak disetujui.

“Serangan itu adalah insiden serius yang menjadi tanggung jawab kami [dan] hal itu tidak seharusnya terjadi,” kata juru bicara IDF Daniel Hagari saat itu.

Mereka juga berjanji untuk mencegah “serangan salah arah” seperti itu di masa depan.

Sementara itu, akhir bulan lalu, NBC mengklaim militer Israel mengebom wilayah di selatan Gaza yang sebelumnya ditetapkan sebagai zona evakuasi.

Sebaliknya, IDF telah berulang kali menuduh militan Hamas menggunakan warga sipil sebagai tameng manusia dan meminta pasukannya sendiri untuk mematuhi hukum internasional.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *