Selain Harta Karun, Tenyata Ini yang Membuat Gua Kitum Menjadi Tempat Mematikan

Cape Town – Gua Kitum di Kenya menjadi terkenal setelah tragedi pada tahun 2022 ketika dua pengunjung meninggal karena virus Marburg. Kejadian ini mengejutkan dunia dan menarik banyak perhatian terhadap gua tersebut.

Gua Kitum, yang terletak di Taman Nasional Gunung Elgon di Kenya, memiliki sejarah yang mengharukan dan menakutkan.

Dinding gua dipenuhi bekas dan goresan yang terlihat seperti hasil karya para penambang yang mencari emas atau berlian, namun sebenarnya merupakan goresan yang ditinggalkan oleh hewan akibat asinnya dinding gua.

Karena adanya garam di dinding gua, Kitum diyakini menjadi rumah bagi berbagai hewan, termasuk antelop dan gajah, yang ingin memanfaatkan gua tersebut sebagai tempat menjilat garam raksasa.

Gajah-gajah yang berlari melewati gualah yang meninggalkan bekas di dinding dan membantu membuat lorong, namun dengan melakukan hal tersebut mereka juga mengungkap lebih banyak lagi sisi gelap gua.

Pada tahun 1980-an, Gua Kitum menjadi terkenal setelah dua pengunjungnya meninggal dunia akibat tertular virus mematikan bernama Marburg.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), virus ini merupakan “penyakit yang sangat fatal yang menyebabkan demam berdarah”, penyakit yang merusak sistem kardiovaskular dan menurunkan fungsi tubuh.

Menurut WHO, virus tersebut memiliki tingkat kematian hingga 88% dan termasuk satu keluarga dengan virus penyebab Ebola.

Begitu seseorang terinfeksi virus ini, virus ini dapat menyebar dari orang ke orang melalui kontak langsung dengan darah, sekresi, organ, atau cairan tubuh lainnya, atau melalui permukaan dan bahan yang terkontaminasi.

Manusia dapat tertular penyakit ini karena kontak yang terlalu lama dengan tambang atau gua tempat tinggal koloni kelelawar Lucetus. Hal ini diyakini terjadi pada kematian seorang pria Perancis dan seorang anak yang meninggal setelah mengunjungi Kitum pada tahun 1980. 1987 adalah 15 tahun.

Setelah kematian tersebut, Institut Penelitian Medis Angkatan Darat AS untuk Penyakit Menular (USAMRIID) meluncurkan misi ke gua tersebut untuk menemukan spesies yang bertanggung jawab atas virus tersebut.

Mereka mengambil sampel dari beberapa spesies, namun anehnya, mereka tidak dapat menemukan virus penyebab penyakit Marburg.

Meskipun kurangnya bukti mengenai virus tersebut, gua tersebut terus digambarkan dalam laporan dan postingan online sebagai “salah satu tempat paling berbahaya di Bumi.”

Beberapa tahun setelah kedua pria tersebut meninggal, ekspedisi pertambangan dari beberapa negara menemukan bukti adanya virus Marburg pada kelelawar buah Mesir yang tinggal di gua.

Tambang tersebut merupakan rumah bagi koloni kelelawar Afrika dari spesies yang sama yang menghuni Gua Kitum, yang menunjukkan bahwa merekalah penyebab penyakit tersebut.

Akibat tragedi Marburg, Gua Kitum ditutup untuk umum selama beberapa bulan. Pemerintah Kenya mengambil langkah-langkah untuk membersihkan gua-gua dan mencegah penyebaran virus. Gua Kitum kini telah dibuka kembali untuk pengunjung, namun dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat. Pengunjung harus memakai masker dan mengikuti instruksi keselamatan yang diberikan oleh staf.

Tragedi Marburg di Gua Kitum adalah pengingat bahwa alam liar, meski indah, juga bisa membawa bahaya. Penting untuk selalu berhati-hati dan mengikuti protokol keselamatan saat mengunjungi objek wisata alam, terutama yang berpotensi menimbulkan risiko kesehatan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *